tag:blogger.com,1999:blog-7947924624842269102024-02-20T02:13:07.094-08:00InspirationInspirationhttp://www.blogger.com/profile/17803158040198466085noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-794792462484226910.post-69654806766348848942010-01-17T18:04:00.000-08:002010-01-17T18:10:23.680-08:00Memanfaatan Museum Sebagai Sumber Pembelajaran<p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>"Apabila suatu bangsa adalah sebuah keluarga yang hidup dengan dan dalam rumah kebudayaannya, maka Museum dapatlah dipahami sebagai album keluarga itu. Di dalam album itulah foto-foto seluruh keluarga tersimpan dan disusun dari setiap masa dan generasi. Foto-foto itu ditatap untuk tidak sekedar menjenguk dan menziarahi sebuah masa lalu, sebab waktu bukan hanya terdiri dari ruang dimensi kemarin, hari ini dan besok pagi. Foto-foto itu adalah waktu yang menjadi tempat untuk menatap dan memaknai seluruhnya, bukan hanya peristiwa, akan tetapi juga pemaknaan di balik peristiwa-peristiwa itu. Pemaknaan tentang seluruh identitas, di dalam dan di luar kota. Foto-foto itu akhirnya bukan lagi dipahami sebagai sebuah benda" (HU Pikiran Rakyat, 22 Februari 2001).</b></span></p> <span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b> </b></span><p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Uraian tersebut menunjukkan, museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kehidupan manusia dan lingkungan, tetapi merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa guna memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional. </b></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Dalam kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat, termasuk kalangan pendidikan, yang memandang Museum hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah serta menjadi monumen penghias kota. Akibatnya, banyak masyarakat yang enggan untuk meluangkan waktu berkunjung ke Museum dengan alasan kuno dan tidak prestis, padahal jika semua kalangan masyarakat sudi meluangkan waktu untuk datang untuk menikmati dan mencoba memahami makna yang terkandung dalam setiap benda yang dipamerkan museum, maka akan terjadi suatu transfomasi nilai warisan budaya bangsa dari generasi terdahulu kepada generasi sekarang.</b></span></p> <span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b> </b></span><p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Bagi dunia pendidikan, keberadaan museum merupakan suatu yang tidak dapat terpisahkan, karena keberadaannya mampu menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya dan lingkungannya. </b></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Museum sebagai Sumber Pembelajaran<br />Sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara serta memamerkan hasil karya, cipta dan karsa manusia sepanjang zaman, museum merupakan tempat yang tepat sebagai Sumber Pembelajaran bagi kalangan pendidikan, karena melalui benda yang dipamerkannya pengunjung dapat belajar tentang berbagai hal berkenaan dengan nilai, perhatian serta peri kehidupan manusia. </b></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Kegiatan observasi yang dilakukan oleh siswa di Museum merupakan batu loncatan bagi munculnya suatu gagasan dan ide baru karena pada kegiatan ini siswa dirangsang untuk menggunakan kemampuannya dalam berfikir kritis secara optimal. Kemampuan berfikir siswa tersebut menurut Takai and Connor (1998), meliputi :<br />a. Comparing and Contrasting (kemampuan mengenal persamaan dan perbedaan pada objek yang diamati)<br />b. Identifying and Classifying (kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati pada kelompok seharusnya).<br />c. Describing (kemampuan menyampaikan deskripsi secara lisan dan tulisan berkenaan dengan objek yang diamati).<br />d. Predicting (kemampuan untuk memprakirakan apa yang terjadi berkenaan dengan objek yang diamati).<br />e. Summarizing (kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang diperoleh di Museum dalam sebuah laporan secara singkat dan padat).</b></span></p><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b> </b></span><p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Kemampuan berpikir tersebut tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa adanya bimbingan dan pembinaan yang memadai dari gurunya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui kegiatan kunjungan ke Museum, diantaranya :<br />a. Dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk materi tertentu, guru perlu sering mengajak, menugaskan atau menyarankan siswa berkunjung ke Museum guna membuktikan uraian dalam buku teks dengan melihat bukti nyata yang terdapat di museum. Kegiatan ini idealnya dilakukan dengan melibatkan siswa dalam jumlah yang tidak terlalu besar untuk mempermudah guru dan pemandu museum membimbing siswa saat mengamati koleksi museum.<br />b. Memberikan pembekalan terlebih dahulu kepada siswa sebelum melakukan kunjungan ke museu, terutama berkaitan dengan materi yang akan diamati. Kegiatan ini dilakukan agar pada diri siswa tumbuh rasa ingin mengetahui dan membuktikan apa yang diinformasikan oleh gurunya atau pemandu museum.<br />c. Menyediakan alat bantu pendukung pembelajaran bagi siswa, berupa lembar pannduan atau LKS yang materinya disusun sesingkat dan sepadat mungkin serta mampu menumbuhkan daya kritis siswa terhadap objek yang diamati.<br />d. Selama kunjungan guru dan atau pemandu museum berada dekat siswa untuk memberikan bimbingan dan melakukan diskusi kecil dengan siswa berkenaan dengan objek yang diamati.<br />e. Setelah kegiatan kunjungan, siswa diminta untuk membuat laporan berupa kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan ke museum, kemudian hasil tersebut didiskusikan dalam kelas.<br />f. Pada bagian akhir kegiatan, guru perlu melakukan evaluasi terhadap program kegiatan kunjungan tersebut sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan kunjungan tersebut. </b></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Selain upaya yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan kunjungan ke Museum, pihak pengelola (kurator) museum juga perlu melakukan berbagai upaya agar pengunjung, terutama kalangan pendidikan dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam kegiatan kunjungannya. Upaya dapat dilakukan oleh pengelola museum dalam menjadikan museumnya sebagai sumber bagi kegiatan pembelajaran, diantaranya :<br />a. Menyediakan panel informasi singkat berkenaan dengan pembagian ruang dan jenis koleksi yang dipamerkannya di pintu masuk museum, sehingga pengunjung dapat memperoleh gambaran isi museum secara lengkap begitu masuk pintu museum, sehingga walau pengunjung hanya masuk ke salah satu ruangan, dia tidak akan kehilangan "cerita" yang disajikan museum.<br />b. Menyediakan panel-panel informasi yang disajikan secara lengkap dan menarik sebagai pelengkap benda koleksi pameran dan diorama.<br />c. Menyediakan berbagai fasilitas penunjang kegiatan pendidikan, seperti leaflet, brosur, buku panduan, film, mikro film, slide dan lembar kerja siswa (LKS), sehingga pengunjung dengan mudah mempelajari objek yang dipamerkan museum.<br />d. Khusus berkenaan dengan LKS, perlu dirancang LKS museum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing tingkatan usia siswa serta mampu membangkitkan daya kritis siswa sesuai dengan tingkatannya.<br />e. Museum perlu menyelenggarakan berbagai kegiatan permainan museum yang menarik dan mampu meningkatkan pemahaman siswa akan objek yang dipamerkan.</b></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Perlunya kerjasama antara sekolah dengan Pengelola Museum<br />Diatas sudah diuraikan bahwa pemanfaatan museum secara optimal oleh siswa dapat dicapai jika sebelum melakukan kegiatan kunjungan ke museum diberikan pengenalan terlebih dahulu berkenaan dengan materi atau objek yang dipamerkan. Melalui kegiatan eksplorasi pra kunjungan diharapkan siswa akan mampu menangkap berbagai informasi penting berkenaan dengan objek yang dipamerkan sesuai dengan apa diharapkan. Agar guru mampu melakukan bimbingan dalam kegiatan kunjungan ke museum, maka guru perlu menjalin kerjasama dengan pengelola museum guna memperoleh informasi lengkap tentang museum dan koleksi yang dipamerkannya. </b></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Sebaliknya pihak pengelola (kurator) museum dalam menyusun berbagai program pendidikan di museum serta sarana penunjangnya, perlu melakukan kerjasama dengan kalangan pendidikan agar program pendidikan di museum dan sarana penunjangnya, seperti LKS, dapat sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan kurikulum sekolah. Selain itu, antara museum satu dengan yang lainnya yang berada dalam satu kota perlu melakukan kerjasama dalam membuat buku informasi museum bersama yang nantinya buku tersebut dapat dibagikan kepada kalangan pendidikan, terutama sekolah, sehingga ketika akan melakukan kegiatan kunjungan dengan mudah guru menentukan museum mana yang akan dikunjungi sesuai dengan tuntutan kurikulum pada saat itu.</b></span></p> <span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b> </b></span><p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Akhirnya melalui pemanfaatan Museum sebagai sumber pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan kita dan keberadaan museum tidak hanya menjadi penghias atau monumen kota, semoga....</b></span></p><p align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>(</b></span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><b>Nama & E-mail (Penulis): <a href="mailto:iwan-h@bdg.centrin.net.id">Iwan Hermawan, S.Pd., M.Pd</a><br /> Guru di Pandeglang, Banten<br />Tanggal: 15 mei 2003<br />Judul Artikel: Memanfaatan Museum Sebagai Sumber Pembelajaran<br />Topik: Museum dan Pendidikan)</b></span></p><span style="font-weight: bold;">diambil dari : www.google.com (pendidikan network)</span> <span style="font-size:100%;"> </span>Inspirationhttp://www.blogger.com/profile/17803158040198466085noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-794792462484226910.post-85866802090733678502009-12-08T02:23:00.000-08:002009-12-08T02:36:49.493-08:00Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal<span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: georgia;">Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, </span><br /><span style="font-family: georgia;"> rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai </span><br /><span style="font-family: georgia;"> kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang </span><br /><span style="font-family: georgia;"> sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;"> Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;"> * Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini </span><br /><span style="font-family: georgia;"> dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,</span><br /><span style="font-family: georgia;"> meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap </span><br /><span style="font-family: georgia;"> aspek kehidupanmu.</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;">* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus</span><br /><span style="font-family: georgia;"> melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang </span><br /><span style="font-family: georgia;"> dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan</span><br /><span style="font-family: georgia;"> tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan</span><br /><span style="font-family: georgia;"> pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;">* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia </span><br /><span style="font-family: georgia;"> berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia</span><br /><span style="font-family: georgia;"> akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;">* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya </span><br /><span style="font-family: georgia;"> dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai</span><br /><span style="font-family: georgia;"> trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu</span><br /><span style="font-family: georgia;"> selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang. </span><br /><br /><span style="font-family: georgia;">* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi</span><br /><span style="font-family: georgia;"> tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi</span><br /><span style="font-family: georgia;"> tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang</span><br /><span style="font-family: georgia;"> menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup</span><br /><span style="font-family: georgia;"> berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><br /><span style="font-family: georgia;">* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar </span><br /><span style="font-family: georgia;"> yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, </span><br /><span style="font-family: georgia;"> namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan</span><br /><span style="font-family: georgia;"> apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;"> * Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu</span><br /><span style="font-family: georgia;"> sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan </span><br /><span style="font-family: georgia;"> sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,</span><br /><span style="font-family: georgia;"> sekarang juga !</span><br /><br /><span style="font-family: georgia;"> ( Dikutip dari : Mencapai potensi hidup yang maksimal by Joel Osteen)</span><br /><br /></span> <div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author vcard"> Posted by <span class="fn">Felice Sadira</span> </span><span class="post-timestamp"> <a class="timestamp-link" href="http://artikel-motivasi.blogspot.com/2007/04/mencapai-potensi-hidup-yang-maksimal.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2007-04-11T06:24:00-07:00"></abbr></a></span></div></div>Inspirationhttp://www.blogger.com/profile/17803158040198466085noreply@blogger.com0